Rabu, 30 Desember 2015

Islam Sebagai Sumber Sejarah



A.      SEJARAH ISLAM
Sejarah Islam adalah sejarah agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai dengan sekarang.
Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah.
Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah yaitu pada tanggal 12 Rabi'ul Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika ia berusia 7 tahun. Kemudian ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia diasuh juga oleh pamannya yaitu Abu Talib. Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Ia pernah menjadi penggembala kambing.
Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim.pada usia 35 tahun, kota mekkah dilanda banjir, Ia tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu ia mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)" dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah, setelah turun wahyu al-quran surat al hijr ayat 94.
Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.
B.       PERKEMBANGAN ISLAM
Secara umum Sejarah Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah boleh dikatakan penyambung kekuatan Islam setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin.

C.      ISLAM DI INDONESIA
Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian. Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.
Tokoh penyebar agama islam adalah walisongo antara lain,
D.      PERIODESASI SEJARAH ISLAM
Menurut Ahmad Al-Usairy, dalam At-Tarikh Al-Islam menyebut periodesasi sejarah islam secara lengkap dibagi dalam periode-periode sebagai berikut.
1.      Periode Sejarah Klasik (Masa Nabi Adam – Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad saw)
Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dan dilanjutkan dengan masa-masa para nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah saw.
2.      Periode Sejarah Rasulullah saw (570-632 M)
Yang dimulai dari tahun 52 SH hingga tahun 11H (570-632 M). Didalamnya diungkapkan tentang berdirinya agama islam yang dipimpin langsung oleh Rasulluah saw, yang menjadikan Madinah Al Munawarah sebagai pusat awal dari semua aktivitas negara yang kemudian meliputi semua jazirah Arabia. Sejarah periode ini merupakan sejarah yang demikian indah yang seharusnya dijadikan contoh dan suri teladan oleh kaum muslimin, baik penguasa maupun rakyat biasa.
3.      Periode Sejarah Khaulafaur Rasyidin (632-661 M)
Periode ini dimulai sejak tahun 11H hingga 41H (632-661 M). Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia, Syam (Syiria), Mesir dan lain-lain. Pada periode Khaulafaur Rasyidin manusia benar-benar berada dalam manhaj islam yang sesungguhnya.
4.      Periode Pemerintahan Bani Umayyah (661-749 M)
Periode ini dimulai sejak tahun 41H hingga 132 H (661-749 M). Pada masa ini pemerintahan islam mengalami perluasan yang demikian signifikan. Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahan islam yang demikian luasnya itu. Sayangnya, komitmen pada syariah islam mengalami sedikit kemerosotan dari pada periode sebelumnya.
5.      Periode Pemerintahan Bani Abassiyah (749-1250 M)
Masa ini dimulai pada tahun 132-656 H  (749-1250 M). Periode ini memiliki karakter yang khusus yang ditandai dengan kemunculan beberapa pemerintahan dan kerajaan yang independen, dimana sebagiannya telah memberikan konstribusi yang besar terhadap islam. Misalnya pemerintahan Saljuk, pemerintahan keturunan Zanki, pemerintahan Bani Ayyub, Ghazni, dan Murabitun. Masa ini banyak ditandai dengan munculnya gerakan kebatinan dan pemerintah Syi’ah. Pada masa ini juga muncul gerakan Perang Salib yang dilakukan oleh negara-negara Eropa yang menaruh kebencian dan dendam pada negara-negara islam di kawasan Timur. Pada masa ini tidak ada penaklukan berarti. Pemerintahan Abassiyah hancur bersamaan dengan penyerbuan orang-orang Mongolia yang melumatkan pemerintah bani Abassiyah ini.
6.      Periode Pemerintahan Mamluk (1250-1517 M)
Pemerintahan Mamluk dimulai sejak tahun 648-923 H (1250-1517 M). Goresan sejarah paling penting dimasa ini adalah berhasil dibendungnya gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan negeri islam. Pada masa ini kaum muslimin semakin jauh dari agama mereka.
7.      Periode Pemerintahan Usmani (1517-1923 M)
Pemerintahan Usmani dimulai sejak tahun 923-1342 H (1517-1923 M). Pada awal pemeritahan ini telah berhasil melakukan ekspansi wilayah islam terutama dikawasan Eropa Timur. Pada saat itu Hongaria, berhasil ditaklukan, demikian pula dengan Beograd, Albania, Yunani, Romania, Serbia, dan Bulgaria. Pemerintahan ini juga mampu melebarkan kekuasaanya ke kawasan Timur wilayah islam.
Salah satu goresan sejarah paling agung yang berhasil dilakukan oleh pemerintahan Usmani adalah ditaklukannya Konstatinopel (yang merupakan ibu kota Imperium Romawi). Namun pada akhir masa pemerintahan Turki, kaum kolonial berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalisme. Kemudian pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya pemerintahan islam serta terkoyak-koyaknya kaum muslimin menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan terjauh terbelakang dari agama mereka.
8.      Periode Islam Kontemporer (1932-2000 M)
Periode ini dimulai sejak tahun 1342-1420 H (1932-2000 M). Periode ini Merupkan Sejarah Umat Islam Sejak Berakhirnya Masa Dinasti Turki Usmani sampai perjalanan sejarah umat islam pada masa sekarang.[2]

E.       ISLAM DAN PERADABAN
Agama (religion) dan peradaban (civilization) telah banyak dibahas tanpa definisi. Hal tersebut banyak melahirkan kekaburan, keracuan, dan bahkan misconception. H.A.R. Gibb (1859-1940) mengatakan, Islam is a complete civilization (islam adalah satu peradaban paripurna). Akan tetapi, sebagian ulama tidak berkenan dengan kesimpulan tersebut, islam disamakan dengan peradaban. Meskipun demikian, pernyataan tersebut seringkali terdengar dari satu podium ke podium di sekitar tahun 1970 yang menekankan kesempurnaan islam dengan legitimasi dari orang asing tersebut. Satu hal yang menairk dari gejala ini adalah bahwa di kalangan kaum muslimin secara luas (bukan hanya di lingkungan pesantren) ada kecenderungan mengutip pendapat-pendapat positif tentang islam dari dunia barat, sementara mereka marah jika orang  barat berkomentar atau menuliskan negatif tentang islam. Gejala ini dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk dininabobokkan dirinya sendiri, dan terhadap dunia barat; sebuah kecenderungan yang tidak islami.
Dalam studi sosiologi, civilizition adalah masyarakat yang teramat mapan dan kompleks yang mencakup segi-segi kehidupan politik, administrasi, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, agama, hukum, dan sebagainya. Dengan demikian, agama adalah salah satu bagian dari peradaban. Umat islam secara umum akan mengatakan bahwa peradaban islam adalah bagian dari pembahasan tema besar islam. Karena peradaban adalah produk manusia (human product), sedangkan agama adalah divine (ketuhanan), maka dalam ajaran islam hal tersebut tidak sulit dibedakan. Dengan demikian, dalam praktiknya kedua hal ini saling bersinggungan secara erat karena pada dasarnya Islam tidak mengenai sekularisme. Dengan kata lain, munculnya peradaban sebagai elite culture tidak dapat lepas dari motivasi agama juga akan sangat dipengaruhi oleh pemeluknya yang memiliki peradaban dan kebudayaan berbeda satu sama lain.
Dalam konteks peradaban, Islam menampilkan peradaban baru yang esensinya berbeda dengan peradaban sebelumnya. Peradaban yang ditinggikan nabi misalnya, jelas berbeda dengan peradaban Arab di zaman Jahiliyah. Dengan demikian, islam telah melahirkan revolusi kebudayaan dan peradaban. Meskipun demikiann, pengaruh lokal adalah proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Akan tetapi, pengaruh ini justru memperkaya peradaban itu sendiri.
F.       LANDASAN DAN PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa peradaban terkadang berarti kebudayaan. Dalam pembahasan disini lebih dimaksudkan cara berfikir, cara pandang (outlook), atau mentalitas manusia. Manusia sebagai aktosr kebudayaan dengan landasan ideologisnya menjadi sentral pembahasan, karena dalam ajaran islam manusia dengan tolak ukur mentalitasnya adalah aktor perubahan. Al Qur`an mengajarkan bahwa Allah tidak akan mengubah satu komunitas, sebelum mereka mengubah sendiri.
Salah satu yang mengesankan dalam sendi-sendi islam adalah pendidikan seumur hidup (life-long education) yang terukir dalam sejarah sekaligus dalam sabda Rasulullah saw, “Carilah ilmu dari sejak bayi sampai ke liang lahat”. Islam menempatkan ilmu dalam tempat khusus dan memberi nilai lebih terhadap ilmu (the value of knowledge). Hal itu sesuai dengan fakta sejarah.
Di abad pertengahan, peradaban islam telah memberi konstribusi yang cukup signifikan dalam bidang pedidikan pada dunia barat, seperti berikut.
1.      Sepanjang abad ke-12 da 13, karya-karya kaum muslim dalam bidang filsafat, sains, dan sebagainya telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin, khususnya dari Spain. Penerjemahan ii sungguh telah memperkaya kurikulum pendidikan dunia barat, khususnya di Northwest Eropa.
2.      Kaum muslimin telah memberi sumbangan eksperimental mengenai berbagai metode dan teori sains kedunia barat.
3.      Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama dikenalkan ke dunia Barat. 
4.      Karya-karya dalam bentuk terjemahan, khususnya dari ibnu Sina dalam bidang kesehatan, digunakan sebagai teks dilembaga pendidikan sampai pertengahan abad ke-17 M.
5.      Para ilmuwan muslim dengan karya mereka telah merangsang kebangikitan Eropa, memperkaya dengan kebudayaan Romawi kuno serta literatur klasik yang pada gilirannya melahirkan renaissance.
6.      Lembaga-lembaga pendidikan islam yang didirikan jauh sebelum Eropa bangkit dalam bentuk ratusan madrasah-madrasah adalah pendahulu-pendahulu (forerunners), universitas-universitas di Eropa.
7.      Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah Romawi-Persi sewaktu Eropa dalam kegelapan.
8.      Sarjana-sarjana Eropa banyak belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi dunia Islam dan mentransfer ilmu ke dunia Barat.
9.      Para ilmuwan muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah sakit, sanitasi serta makanan ke Eropa.
Dinamika umat islam lima abad pertama (sejak munculnya islam sejak abad tujuh sampai sebelas)dalam melaksanakan ajaran Rasulullah sawmengenai kegairahan mencari ilmu (uthlib Al Ilmu), benar-benar merata dari raja sampai rakyat jelata.
Berdasarkan deskripsi diatas, sejarah perkembangan peradaban islam sangat ditandai dengan hubungan yang harmonis dan dialogis antara ilmu dan nin agama. Kedua disiplin ilmu ini ternyata saling melengkapi. Ilmu-ilmu agama berkembang terlebih dahulu dan seolah-olah mengisyaratkan bahwa manusia dan peradabannya harus dilandasi dengan bangunan keagamaan dan keimanan yang kokoh sebelum ilmu-ilmu lain mewarnai dirinya.
Ajaran yang diperkenalkan Nabi Muhammad saw lahir belakangan, tetapi mengusai dunia terlebih dahulu, mauh meninggalkan Kristen. Muslim non sejarawan mungkin akan mengatakan bahwa puncak peradaban islam berada pada masa nabi Muhammad saw dengan indikasi ayat Al Qur`an : “ hari ini aku menyempurnakan islam sebagai agamamu” (QS. Al Maidah (5): 3), pesan yang terkandung dlam ayat ini bukanlah kesempurnaan dalam peradaban dalam totalitas civilization in toto, melainkan religiousity atau segi keagamaan fungsional.
Para sejarawan sering mengatakan, puncak sejarah peradaban islam berada pada lima abad pertama sejak munculnya islam. Setelah abad itu tampak ada cultural decline (kemunduran peradaban), yakni sewaktu fenomena islam knowledge dan non-islamic knowledge mulai menghinggapi umat islam.
Bagi muslim yang hidup di abad ke-21 M, peradaban islam selayaknya tidak pernah kita pandang final dalam puncaknya. Dengan membatasi lima abad diatas, disadari atau tidak, faham fatalisme yang merenggut etos kerja dan mengandaskan idealisme hari ini dan esok, telah merasuk ke paham dasar kita. Faham inilah yang memperbesar dan memperlama hegemoni Barat atas dunia islam. Keagungan islam dimasa lampau perlu kita pelajari dengan intensif dan seksama. Kemajuan peradaban barat yang mengusai dunia sampai hari ini uga perlu diarifi, karena islam memberi petunjuk bahwa wisdom dari manapun berasal (min ayyi wi’a) selayaknya diserap secara bijak.[3]



[2] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : AMZAH, 2010), hal 18-20
[3] Samsul Munir Amin, sejrah peradaban,..., hal vii-xi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar